Mengenal Mata Minus, Plus, dan Silinder: Apa Bedanya?
Pernah nggak sih, kamu merasa penglihatan mulai buram atau sulit fokus saat melihat sesuatu? Bisa jadi itu tanda-tanda gangguan refraksi mata seperti mata minus, plus, atau silinder. Tapi sebenarnya, apa sih perbedaan ketiganya? Yuk, kita bahas satu per satu supaya kamu lebih paham!
1. Mata Minus (Miopia)
Mata minus atau miopia adalah kondisi di mana seseorang bisa melihat objek dekat dengan jelas, tapi objek yang jauh terlihat buram. Ini terjadi karena bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu melengkung, sehingga cahaya yang masuk tidak jatuh tepat di retina, melainkan di depan retina.
Gejala Mata Minus:
Sulit melihat tulisan di papan tulis atau rambu jalan dari kejauhan.
Sering menyipitkan mata saat melihat sesuatu yang jauh.
Mata cepat lelah, terutama saat menatap layar gadget atau membaca dalam waktu lama.
Sering mengalami sakit kepala akibat tegangnya otot mata.
Penyebab Mata Minus:
Faktor genetik: Kalau orang tua punya mata minus, kemungkinan besar anaknya juga akan mengalami hal yang sama.
Terlalu sering menatap layar gadget dalam jarak dekat.
Kurang terpapar cahaya alami saat kecil.
Cara Mengatasi Mata Minus:
Gunakan kacamata atau lensa kontak dengan minus yang sesuai.
Terapkan aturan 20-20-20 (setiap 20 menit menatap layar, istirahat 20 detik, lihat objek sejauh 20 kaki).
Jika ingin pengobatan permanen, bisa mempertimbangkan operasi LASIK.
2. Mata Plus (Hipermetropi)
Kebalikan dari mata minus, mata plus atau hipermetropi adalah kondisi di mana seseorang bisa melihat objek jauh dengan jelas, tetapi objek dekat terlihat buram. Ini terjadi karena bola mata terlalu pendek atau kornea terlalu datar, sehingga cahaya jatuh di belakang retina.
Gejala Mata Plus:
Kesulitan membaca buku atau melihat layar HP dalam jarak dekat.
Mata terasa cepat lelah saat membaca atau bekerja di depan komputer.
Sering mengalami sakit kepala setelah membaca dalam waktu lama.
Penyebab Mata Plus:
Faktor genetik juga berperan dalam kondisi ini.
Struktur bola mata yang lebih pendek sejak lahir.
Penuaan bisa menyebabkan kondisi ini semakin parah, terutama setelah usia 40 tahun (presbiopi atau rabun dekat akibat usia).
Cara Mengatasi Mata Plus:
Menggunakan kacamata atau lensa kontak dengan lensa positif (+).
Jika sudah berusia lanjut dan mengalami presbiopi, bisa menggunakan kacamata baca.
Operasi LASIK atau lensa intraokular bisa menjadi solusi permanen.
3. Mata Silinder (Astigmatisme)
Mata silinder atau astigmatisme terjadi karena bentuk kornea atau lensa mata yang tidak sempurna, sehingga cahaya tidak terfokus dengan baik di retina. Akibatnya, penglihatan menjadi buram atau terdistorsi, baik untuk objek dekat maupun jauh.
Gejala Mata Silinder:
Penglihatan kabur atau terdistorsi, seperti melihat garis lurus yang tampak melengkung.
Sulit melihat dengan jelas dalam cahaya redup atau di malam hari.
Mata sering lelah dan terasa tegang.
Sering menyipitkan mata untuk mendapatkan fokus lebih baik.
Penyebab Mata Silinder:
Bisa terjadi sejak lahir akibat faktor genetik.
Cedera atau operasi mata yang mengubah bentuk kornea.
Kondisi medis tertentu seperti keratokonus, di mana kornea semakin menipis dan berbentuk seperti kerucut.
Cara Mengatasi Mata Silinder:
Menggunakan kacamata atau lensa kontak khusus untuk astigmatisme.
Operasi LASIK atau PRK bisa menjadi pilihan untuk mengoreksi bentuk kornea.
Terapi penglihatan atau latihan mata bisa membantu dalam beberapa kasus ringan.
Ketiga gangguan mata ini memiliki karakteristik yang berbeda, tapi sama-sama bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Kabar baiknya, semuanya bisa dikoreksi dengan kacamata, lensa kontak, atau prosedur medis tertentu.
Jadi, kalau kamu merasa penglihatan mulai buram, jangan anggap sepele! Segera periksa mata ke dokter spesialis supaya bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Ingat, kesehatan mata itu penting karena mata adalah jendela dunia. Yuk, rawat matamu dengan baik! 😊
Comments
Post a Comment